Apa Itu Gadis Cabe-cabean, Kenal Ciri dan Penyebab Munculnya
ﺑﺴـــــــــــــــــــﻢ ﺍﻟﻠﻪ ﺍﻟﺮﺣﻤﻨﺎﻟﺮﺣﻴﻢ
Lukman Permana
Fenomena cabe-cabean booming pada akhir 2013 dan awal 2014 ini.
Mungkin sebagian dari kita sudah tidak asing lagi dengan
fenomena Anak alay dan segala isitilah-istilahnya, mulai dari cara berpakaian hingga cara berbicara.
walaupun sempat surut ditahun 2013 kini muncul lagi istilah baru Di tahun 2014 yakni gadis Cabe-cabean.
Kini “spesies baru”
gadis cabe-cabean diperkenalkan sebagai tren mutakhir.
Tidak jelas siapa yang mulai mempopulerkannya.
Istilah ini menyebar secara viral dan. dikenal luas karena dianggap mencerminkan sejumlah remaja zaman sekarang.
Cabe-cabean adalah sebutan bagi remaja putri yang senang keluyuran malam
dan nongkrong di balapan liar. Usia mereka umumnya sama, kisaran SMP
dan SMA.
Berikut cara mengenal atau mengidentifikasi Gadis Cabe-cabean.
3B: Behel, Blackberry dan Berponi
Ciri untuk mengenali
Gadis Cabe-cabean dan Terong-terongan adalah 3B, Behel, Blackberry dan Berponi.
Behel yang asalnya digunakan untuk merapikan gigi bagi mereka behel hanya sekedar gaya.
Nekatnya lagi mereka memakai behel ala kadaranya saja tidak melalui
konsultasi dokter gigi, maklum konsultasi ke dokter gigi cukup mahal.
B yang kedua adalah Blackberry bagi mereka
Blackberry dipakai untuk gaya dan sekedar update status BBM tanpa memahami apa kegunaan asli Blackberry.
Make up salah waktu, kadang muka lebih putih dari leher
Model make up gadis cabe- cabean terkesan dipaksakan.
Saking ngebetnya pengen makeup berlebih dan tidak jarang kulit muka berbeda dengan warna kutil leher dan badan.
Boncengan bertiga, sambil main HP, ngebut buat cari perhatian
Diantara sekian ciri yang disebutkan diatas, ciri yang satu ini terbilang cukup berbahaya,
mereka suka berkendara sepeda motor dengan membonceng lebih dari dua
orang, misalnya tiga orang, bisa juga sampai empat orang, jangan
ditiru!.
Alih-alih membawa motor dengan hati-hati, mereka justru doyan ngebut dengan harapan dianggap keren oleh orang yang melihatnya.
Lucunya lagi,
gadis cabe-cabean kerap kali melewati segerombolan pria nongkrong dengan memacu kencang motornya demi menarik perhatian.
Enggak pernah mengaku cabe
Gadis/
cewek cabe-cabean tidak pernah mengakui dirinya sendiri.
Kegiatan wajib hari ini: update status
Kegiatan wajib yang tidak boleh terlewat dari gadis cabe-cabean adalah update status di media sosial dan instant messaging.
Bahkan biasanya memberi kabar yang penting seakan banyak orang yang
peduli. Belum lagi pemakaian kata-kata yang berlebihan dengan susunan
huruf angka dicampur.
Pacaran di sembarang tempat
Mereka akan banyak “bertebaran” di keramaian, kadang bersembunyi di tempat-tempat gelap.
Mereka dengan santai memarkir motor Di pinggiran jembatan layang dan
duduk berdempet dengan sang kekasih sambil menikmati lampu malam kota.
Tentang pacaran bisa disimak, Jomblo Shalihah? so What gitu lohh
Pasang foto editan
Di foto profil Facebook atau Avatar Twitter akan terlihat cantik, saat ditemui akan jauh berbeda.
Mereka seringkali mengedit foto diri menjadi lebih putih, lebih mulus
dan lebih imut demi menarik perhatian lawan jenis dan agar bisa bertemu.
Berbaju Minim di Banyak Tempat Seperti ditulis kapanlagi.com, Jumat
(27/12/2013), baju ketat dan celana pendek adalah ciri khas gadis
cabe-cabean terutama jika naik sepeda motor.
Memamerkan paha mereka adalah hal yang biasa. Kerap kali
gadis cabe-cabean begitu percaya diri memakai baju serba minim dan ketat meskipun tidak cocok.
Komentar Kak Seto (psikolog anak)
Kak Seto menegaskan cabe cabean adalah fenomena yang umum terjadi.
“Usia muda sekitar SMP SMA itu karena hasrat seksual libidonya itu tinggi.
Karena banyak ditahan perasaannya sehingga mereka menyalurkannya ke
perilaku berisiko seperti cabe-cabean,” kata Kak Seto sepeti dikutip
dari Liputan6.com, Sabtu (4/1/2014).
Untuk menghindari hal tersebut Kak Seto menyarankan orangtua perlu
menyalurkan perasaan terpendam lewat hal-hal positif. “Seharusnya
orang tua cabe-cabean
itu menyalurkan emosi anaknya dengan melibatkan anak ke hal-hal positif
misalnya ikut les. Libatkan mereka ke dalam kegiatan positif selain itu
kasih sayang dan perhatian jangan sampai berkurang. Sesibuk-sibuknya
orangtua harus tetap memperhatikan dan mencurahkan kasih sayang,”
ujarnya.
Penyebab adanya Gadis Cabe-cabean dan Terong-terongan
Banyak faktor yang menyebabkan fenomena ini muncul. Setidaknya ada tiga faktor utama yang memiliki andil khusus.
Pertama, faktor media. Tak dapat dipungkiri, tayangan di televisi tidak banyak memberikan tuntunan yang mendidik dan membangun.
Khususnya pada segmen remaja.
Gaya hidup yang diperlihatkan dalam sinetron-sinetron atau drama-drama
impor sedikit banyak mempengaruhi remaja kita untuk menirunya.
Lihat saja bagaimana cara berpakaian dan gaya hidup mereka dijiplak habis oleh remaja putri dalam
komunitas cabe-cabean ini.
Kedua adalah faktor keluarga, dalam hal ini adalah orang tua. Pengawasan orang tua terhadap aktivitas anak tidak boleh lepas begitu saja.
Kebutuhan seorang anak tidak hanya sekedar materi namun juga kasih sayang dan perhatian.
Salah satu mengapa fenomena ini muncul adalah banyaknya remaja-remaja
broken home yang mencari pelampiasan dengan cara-cara negatif.
Ketiga, faktor lingkungan. Lingkungan terdekat dari remaja adalah sekolah dan teman-teman bergaulnya.
Kita semua sepakat bahwa fenomena ini perlu mendapatkan perhatian.
Tak ada yang menginginkan generasi muda Indonesia menjadi generasi yang hidupnya sia-sia.
Di sisi lain masa remaja menyimpan potensi yang sangat besar untuk pembentukkan karakter di usia dewasa.
Banyak peran yang bisa kita lakukan dan kita bisa mulai bergerak dari sekarang.
Pertama, peran keluarga. Dari keluargalah penanaman
nilai-nilai agama dimulai. Anak-anak disadarkan bahwa dia diciptakan di
dunia ini dengan tujuan khusus, yakni taqwa. Orang tua menjadi teladan
yang baik bagi anak-anaknya.
Kedua, lingkungan. Masyarakat perlu ikut andil dalam menjaga lingkungan sekitarnya dari hal-hal semacam ini.
Sikap individualis dan apatis harus dibuang jauh.
Tindakkan amar ma’ruf nahyi mungkar tak boleh disepelekan. Ketiga, peran negara.
Perlu ada regulasi atau kebijakan yang menjaga remaja kita. Dari mulai siaran media, lingkungan, pendidikan, dsb.
Jangan sampai kondisi seperti ini dibiarkan berlarut-larut.
Kita pun harus menyadari bahwa masalah ini adalah efek domino dari
sistem kapitalisme yang diterapkan. Persoalan ekonomi, politik, hukum,
pendidikan, sosial, semuanya adalah mata rantai yang saling berkaitan.
Karena itu upaya jangka panjang yang tak boleh terlupakan adalah
mengganti sistem yang ada dengan sistem yang lebih baik.
Islam misalnya.
Mohon Maaf Jika ada kesalahan Menulis...